Perasaan Tanpa Tujuan

Perasaan Tanpa Tujuan


        "Akhirnya semester 4 berakhir", kataku, hari ini memasuki semester yang ke-lima sekolah menengah  pertama. Temanku mengajakku untuk masuk ke sebuah bimbingan belajar di daerahku. sebelumnya aku tidak merasa sesuai tetapi setelah kudengar penjelasan dari temanku , aku merasa tertarik masuk kedalam bimbel tersebut. Setelah mendengarnya aku bersama ayahku pergi ke bimbel tersebut, disana kita dijelaskan feature dan kelengkapan bimbel tersebut. Akhirnya aku masuk bimbel tersebut dengan ditawarkan kompensasi yaitu dianggap sebagai bekas siswa bimbel tersebut dan mendapat potongan harga sebesar Rp. 500.000. Akupun juga senang selain mendapat potongan biaya , dibimbel tersebut juga menyediakan layanan internet gratis alias WIFI. Keesokan harinya saat masuk bimbel aku ditempat dikelas yang murid sama sekali tidak kenal, hanya ada dua orang yang aku kenal. Di bimbel tersebut sangat menyenangkan dengan guru yang baik dan ramah, serta layanan yang lumayan bagus. Setelah dua bulan berjalan aku akhirnya bisa akrab dengan mereka, merekapun juga akrab denganku."Mau beli bakso gak?", tanya vinda."Kalau kamu yang bayar gak papa", candaku. "Iya, sekali-kali mentraktir",jawab ila."patungan aja gimana?", tanya vinda."Mmmm, boleh juga", jawab welly."lo yang bayar wel.", jawab yasar sambil main game."lo main game apa, sar?", tanyaku."game baru, gua dapet dari temen. pengen main lo". Akhirnya gua tertarik main game dan tidak ikut beli bakso bersama yang lain. aku lebih mementingkan bermain game dari pada ikut membeli bakso. keesokan harinya, seperti biasa aku berangkat sekolah dan pulang pukul dua siang.

      Tetapi, hari sedikit berbeda dari hari sebelumnya, sebelumnya aku tidak berbicara pada teman wanita kalau tidak ada yang penting, tetapi hari ini aku sering sekali berbicara pada mereka. Mereka teman yang cukup menyenangkan, "Oi, hari ini ikut beli bakso gak?", tanya ila."Woke.", jawabku.
aku dan temanku pergi ke penjual bakso prasmanan begitu sebutannya. Kita berbincang ditempat itu, yang aku perbincangkan adalah soal kondisi ekonomi diindonesia.Kita memang anak indonesia yang ingin tahu, kami berdebat masalah ekonomi, sosial, undang-undang dan bahkan tentang teknologi. begitulah kami hingga selesai makan bakso. setelah istirahat bimbel kami kembali ke kelas dan belajar seperti biasanya. Selesai pelajaran bimbel, seperti biasa kami tidak langsung pulang kerumah, kami bermain game, internetan terlebih dahulu. Yang lain bermain chatingan dan aku membuka FB. Saat ku buka fb aku tertarik untuk mencari kenalan di fb. aku menchating mereka satu persatu. ada satu yang membalas pesan dariku , dan berkenalan lebih jauh. kami memutuskan bertemu tetapi aku tidak berani bertemu dan akhirnya aku tidak datang menemui nya.Lama kelamaan rasa tertarikanku telah hilang dan aku tidak tertarik lagi melakukan hal itu di Fb. entah itu karena aku takut atau gimana."Gimana hasil pertemuannya?", tanya yasar."Nggak jadi.", jawabku."Kenapa? sana mbatalin buat ketemu?","Enggak sih, gua gak berani. jadi ya, gak jadi dateng.","Ah lo gimana sih. masak kayak gitu gak berani, payah lo".Akhirnya gua di omelin sama teman - temanku. \

     Akhirnya semester 5 berakhir dan dilanjutkan ke semester enam."Gua bingung.","Kenapa lo?", tanya welly. "gua bingung milih sekolah mana?", jawabku."Gak usah dipikir dulu, yang penting sekarang belajar yang keras.".jawab welly. Apa yang dibilang welly membuatku merasa ringan. setiap hari aku datang ke bimbel tersebut, hari hariku sama sekali tidak berbeda, tetapi seminggu kemudian teman sekelasku yang tidak pernah terasa keberadaan nya, menampakkan auranya.Berbeda dengan wanita yang lain dia memiliki aura yang menyenangkan. aku pada akhirnya tertarik padanya. walaupun belum kenal secara keseluruhan sepertinya kita bisa serasi. aku memulai perbincangan dengan dirinya lama kelamaan kami bisa akrab, semakin lama ketertarikanku kepadanya semakin bertambah, entah kenapa hal itu terjadi. Kami akhirnya bertukar nomor ponsel. tetapi setelahnya kita jarang berbicara karena kita sedang fokus belajar menghadapi try out. Setiap kali ada kesempatan aku memberi massage padanya dan ia membalasku juga. Pada beberapa kesempatan kami seperti sedang pacaran walaupun sebenarnya kami hanya berteman. Hal itu berulang terus menerus. Kami memberi semangat satu sama lain agar berusaha keras mengerjakan try out sekolah, dua bulan setelahnya aku memutuskan untuk menembaknya, walaupun seminggu lagi kita akan melaksanakan ujian nasional. Aku pun menembaknya tetapi aku tidak mendapat balasan apapun darinya."Setelah UN aja aku balasnya",katanya.Aku menunggunya hingga UN pun selesai. Aku kembali mengirim pesan kepadanya. selang beberapa bulan aku mendapat balasan darinya bahwa dia telah mempunyai seorang pasangan."....................", aku hanya bisa terdiam dan meratapi apa yang terjadi. Akhirnya aku pun sadar bahwa cinta dan ketertarikan adalah hal yang berbeda.Aku akhirnya berhenti tertarik kepada wanita lain, dan menunggu jodoh datang serta berharap mendapat jodoh yang lebih baik.



~Much. Irsad Ma. ~

0 komentar :

Posting Komentar